RAGAM BAHASA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar pertama, peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang ragam bahasa dan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya ragam bahasa serta mampu menganalisis keragaman bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

MATERI POKOK:

·         Ragam Bahasa

·         Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Ragam Bahasa


Bahasa Indonesia merupakan salah satu varian bahasa Melayu, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern. Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. Lima prasasti kuna yang ditemukan di Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta. Jangkauan penggunaan bahasa ini diketahui cukup luas, karena ditemukan pula dokumen-dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa[10] dan Pulau Luzon.[11]
Kata-kata seperti samudra, istri, raja, putra, kepala, kawin, dan kaca masuk pada periode hingga abad ke-15 Masehi.


Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas, knalpot, gang, dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini.

Demikian juga, bahasa yang dipakai pendatang dari Cina lambat laun dipakai oleh penutur bahasa Melayu, akibat kontak yang intensif baik melalui perniagaan maupun di bawah penjajahan Belanda. Sebagai akibatnya, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan perniagaan dan keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan cukong.

Melalui perjalanan sejarah yang panjang dari Bahasa Melayu, juga perkembangan dan adanya kontak dengan bahasa lain, maka Bahasa Melayu hadir dengan beragam varian. Berdasarkan Ragam bahasa merupakan kondisi objektif keberadaan suatu bahasa baik disebabkan oleh media yang digunakan maupun substansi dari variasi bahasa yang ada. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ragam bahasa harus memperhatikan media dan kondisi yang menyertai bahasa tersebut.

Bahasa secara sosial merupakan suatu konvensi yang dibentuk oleh masyarakat penggunanya melalui kaidah serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah dan pola-pola yang dibentuk tersebut mencakup tata bunyi, tata bentuk, dan tata kalimat. Dengan kata lain, agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar maka penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.

Di sisi lain, bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk komunikasi, mengekspresikan diri, dan identifikasi diri. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Oleh karena itu, benda yang sama dalam bahasa yang berbeda memiliki nama atau identitas yang berbeda. Kita juga sering menjumpai makna kata tertentu dalam bahasa yang satu berbeda dengan bahasa yang lain.


Setidaknya dikenal tiga fungsi bahasa dalam masyarakat yaitu:

1.  Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.

2.  Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.

3.  Alat untuk mengidentifikasi diri.


1. 1. Keragaman Bahasa

Keragaman bahasa bergantung pada perspektif yang digunakan untuk melihat fenomena kebahasaan yang berkembang di masyarakat. Beberapa perspektif yang dapat digunakan untuk melihat keragaman bahasa dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.      Dilihat dari Media atau Saluran yang Digunakan.

Dilihat dari media atau saluran yang digunakan maka bahasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Pertama, bahasa lisan adalah bahasa yang digunakan secara lisan. Dalam penggunaan bahasa lisan dapat dilakukan secara bersemuka (langsung) maupun tidak bersemuka (tidak langsung). Secara langsung, ketika posisi antara komunikator dan komunikan bersemuka, dengan demikian mereka dapat saling memperhatikan gesture maupun mimik lawan bicara. Dalam pemahaman makna komunikasi yang disampaikan, gesture dan mimik atau bahasa tubuh memegang peranan yang sangat penting. Sedangkan secara tidak langsung, adalah situasi di mana antara komunikator dan komunikan tidak bersemuka. Komunikasi pola yang kedua dapat dilakukan dengan menggunakan telepon. Kedua, bahasa tulis yaitu sistem komunikasi sekunder dapat menembus ruang dan waktu. Kita dapat mengetahui situasi sosial budaya masyarakat pada`masa lampau melalui peninggalan dokumen tertulis.

2.      Dilihat dari Bidang Keilmuan.

Dilihat dari perpektif keilmuan, antara lain dapat kita temukan antara lain ragam bahasa hukum, ragam bahasa sastra, atau ragam bahasa sains.

3.      Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Bnyamin S.,an lain sebagainya.


4.      Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau ragam regional. dialek bahasa Madura, dialek bahasa Medan, dialek bahasa Sunda, dialek bahasa Bali, atau dialek bahasa Jawa.

5.      Ragam bahasa sosial pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.

6.      Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).

1.2. Faktor Penyebab Munculnya Ragam Bahasa.

Terdapat  beberapa  faktor  penyebab  munculnya  ragam  bahasa.  Beberapa

faktor utama munculnya ragam bahasa dapat dikemukakan sebagai berikut.

1.      Stratifikasi sosial di masyarakat. Dalam suatu masyarakat setiap strata membutuhkan identitas sebagai penanda kolektif mereka. Salah satu penanda yang paling umum dan mudah dikenali oleh anggota masyarakat lainnya adalah bahasa. Oleh karena itu, setiap strata sosial tertentu memiliki ragam bahasa tersendiri.

2.      Pendidikan, pendidikan dapat menjadi salah satu faktor adanya ragam bahasa. Masyarakat yang terdidik akan memiliki ragam bahasa yang berbeda dengan masyarakat kebanyakan atau kurang terdidik.

3.      Usia, sebagaimana kita saksikan di lingkungan sekitar kita, bahwa kelompok masyarakat pada usia tertentu memiliki ragam bahasa tertentu pula. Ragam bahasa yang biasa digunakan oleh orang tua berbeda dengan ragam bahasa yang digunakan anak remaja.

4.      Jenis kelamin, dalam hal ini dapat diamati dengan cermat pada penggunaan idiom-idiom tertentu yang sering dipakai oleh kelompok laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, jenis kelamin merepresentasikan ragam bahasa yang berbeda.

5.      Kelompok sosial. Jika stratifikasi sosial bertolak dari status dan prestise, maka kelompok sosial menyangkut pada adanya ikatan tertentu dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh, kelompok pengemis memiliki ragam bahasa yang berbeda dengan tukang becak. 

6.      Spesifikasi ilmu atau pekerjaan, bahwa masing-masing spesifikasi memiliki ragam bahasa tertentu sesuai dengan tuntutan keilmuan atau pekerjaan. Adanya spesifikasi ini manjadi penyebab munculnya ragam bahasa tertentu. Misalnya, ragam bahasa hukum berbeda dengan ragam bahasa surat kabar maupun ragam bahasa sastra.