Bermula ketika berulang kali memberikan bantuan kepada korban bencana di berbagai daerah, terlihat jelas masih ada begitu banyak warga yang hidup prihatin dan perlu uluran tangan untuk mengangkat taraf hidupnya dan terlepas dari berbagai persoalan hidup. Warga pinggiran yang kurang berpendidikan dan tidak memiliki ketrampilan selain mengamen dan meminta-minta, hal ini tercipta karena kurangnya pendidikan dan keterampilan. Kondisi ini bukan hanya dialami oleh warga asli pribumi tetapi juga warga keturunan yang kurang berpendidikan.

Ketika berkunjung ke beberapa daerah, membantu warga yang tertimpa bencana, hal yang sama juga dapat ditemukan di daerah lain, di mana banyak warga yang terpapar bencana dan sulit untuk keluar dari keterpurukan adalah mereka yang memiliki pendidikan yang rendah. Mereka yang memiliki pendidikan yang rendah pada umumnya memiliki alasan tidak cukup dana untuk pendidikan yang dianggap mahal meskipun pemerintah sudah memberikan banyak kemudahan. Karena tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai, umumnya kelompok masyarakat ini bergantung pada pekerjaan dengan sumber penghasilan yang minim.

Melihat kondisi yang terjadi di masyarakat ini, maka dipastikan bahwa pendidikan, ekonomi, kesejahteraan dan kesehatan masyarakat memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk itu, Lembaga Pelita Klabat hadir di tengah masyarakat karena merasa terpanggil sebagai agent of change dalam memberikan sumbangan pemikiran, gagasan maupun tindakan dalam usaha mencapai masyarakat yang cerdas, terampil, sejahtera dan peduli sesama. Dalam hal ini Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Pelita Klabat membuka pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kerja warga melalui pelatihan dan pembelajaran di antaranya di bidang bahasa inggris, komputer, seni music (vocal, keyboard, gitar), pelatihan pertanian organic/pengolahan sampah, dan otomotif / perbengkelan. Sejak berdiri pada tahun 2014, rata-rata setiap tahun sekitar 200 orang peserta pelatihan di LPK Pelita Klabat